[googlee66d1e66a24365f0.html]

Kamis, 17 April 2014

KONFLIK SOSIAL



A.   Berbagai Konflik di Masyarakat
.                    1. Pengertian konflik sosial
Konflik seringkali terjadi dalam kehidupan manusia. Pada umumnya konflik bersifat negatif, karena adanya kecenderungan antara pihak-pihak yang terlibat konflik untuk saling melenyapkan. Dalam sosiologi, konflik disebut juga pertikaian dan pertentangan. Secara umum konflik berarti percekcokan, perselisihan, atau pertentangan.  Konflik berasal dari bahasa latin configere yang berarti saling memukul.
Berikut adalah pengertian konflik menurut para ahli:
a.      Menurut Soerjono Soekanto, Konflik adalah suatu proses sosial ketika orang perorangan atau sekelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan atau kekerasan.
b.      Pandangan Ralf Dahrendorf, bahwa dalam setiap masyarakat menyimpan potensi konflik. Anggapannya tentang konflik, sebagai berikut :
1)      Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan tiada akhir
2)      Konflik adalah gejala yang melekat pada masyarakat
3)      Setiap unsur didalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan sosial
4)      Setiap masyarakat terintegrasi atau didominasi oleh sekelompok orang.
c.       Menurut Narwoko dan Suyanto (2004:68) konflik adalah suatu proses sosial yang berlangsung yang melibatkan orang-orang atau kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri konflik yaitu:
1)      Terjadi benturan kepentingan untuk memperebutkan sesuatu dengan kekerasan,
2)      Pihak yang bertikai saling mencurigai dan hubungannya tidak harmonis lagi.
3)      Mulai timbul rasa rasa benci, antipati, dan marah.
4)      Saling menyebar isu negatif, fitnah, dan adanya upaya menjatuhkan lawan.
5)      Upaya melerai konflik dengan cara damai gagal
6)   Terjadi benturan fisik, kerusuhan, dan perang.

      Menurut Minnery (1985:35) konflik adalah sebagai interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain saling bergantung namun terpisahkan oleh perbdaan tujuan di mana setidaknaya salah satu dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut dan melakukan tindakan terhadap perbedaan tersebut.

           2. Macam-macam konflik sosial
Soerjono soekanto mengklasifikasikan bentuk dan jenis-jenis konflik, yaitu:
a.  konflik pribadi, adalah konflik yang terjadi dalam diri seseorang terhadap orang lain; atau pertentangan antarpribadi atau antarindividu yang umumnya diawali perasaan tidak suka suka terhadap orang lain yang melahirkan persaan benci, senhingga terdorong untuk memaki bahkan memusnahkan pihak lawan.
Contoh: konflik antara suami dan istri karena masalah keuangan.
b.      Konflik rasial (etnis)
Umumnya terjadi pada negara yang beragam suku dan rasnya. Ras adalah pengelompokkan manusia berdasarkan ciri-ciri biologisnya seperti bentuk muka dan hidung, warna kulit, dan warna rambut. Secara umum ras di dunia dikelompokkan menjadi lima ras, yaitu Australoid, Mongoloid, Kaukasoid, Negroid, dan ras-ras khusus. Sebenarnya konflik ini bukan berasal dari perbedaan ras tapi karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi, politik, dan perbedaan orientasi budaya yang belum terintegrasi secara sempurna.
Contoh: konflik antara etnis Dayak dan Madura yang terjadi di Sambas dan Sampit pada tahun 1998-1999.
c.       Konflik antarkelas sosial
Kelas sosial terjadi karena adanya sesuatu yang dihargai (prestise), seperti kekayaan, jabatan, kehormatan, dan kekuasaan yang mana semuanya itu menjadi dasar penempatan seseorang dalam kelas-kelas sosial, yaitu kelas sosial atas, menengah, dan bawah
                  Contoh: konflik antara buruh dan majikan.
d.      Konflik politik
Konflik politik dapat terjadi karena setiap golongan di masyarakat melakukan politik yang berbeda dalam menghadapi sebuah masalah yang sama. Konflik politik adalah pertentangan antara partai-partai politikuntuk memperebutkan atau mempertahankan kekuasaan negara, atau gerakan untuk mendirikan negara sendiri. Konflik ini dapat terjadi didalam negeri maupun di luar negeri.
Contoh: GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang berkonflik dengan pemerintah RI.
e.      Konflik internasional
Konflik internasional yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara atau antarblok. Konflik internasional biasanya terjadi karena perbedaan kepentingan di mana menyangkut kedaulatan negara yang berkonflik. Karena menyangkut suatu negara, maka akibat dari konflik ini dirasakan oleh seluruh dalam suatu negara tersebut. Penyebab konflik ini misalnya adalah benturan kepentingan ekonomi, politik, wilayah, dan tanah jajahan.
Contoh: Perang Dunia I, Perang Dunia II.

B.   Sebab dan Akibat Konflik Sosial
Konflik pada dasarnya memang selalu ada dalam hidup manusia. Dalam sebuah masyarakat juga sering terjadi konflik, hal ini karena konflik itu terbentuk dari sebuah masyarakat. Dalam sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat selalu ada penyebabnya. Begitu pula dengan konflik sosial, banyak sekali penyebab dari timbulnya konflik sosial. Ada sebab maka ada pula akibat, maka banyak pula akibat dari konflik tersebut.
1.      Sebab-sebab terjadinya konflik
a.      Perbedaan antar orang
Setiap orang pada dasarnya memiliki perbedaan dari berbagai segi, baik dari pemikiran, pemahaman, dan tingkah laku. Perbedaan antar satu orang dengan orang lain itulah mampu menimbulkan konflik sosial. Dalam hal ini pada umumnya konflik timbul karena adanya perbedaan pendirian atau pemikiran lahir, karena setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap masalah yang sama.
b.      Perbedaan kebudayaan
Kebudayaan antara satu daerah dan daerah lain tidak akan selalu sama. Apalagi jika dilihat dari wilayah Indonesia yang luas yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, yang terpisah oleh perairan yang luas pula. Pola kebudayaan yang ada mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kepribadian seseorang. Maka jika berbeda kebudayaan, berbeda pula watak atau sikap seseorang. Perbedaan ini mampu menimbulkan pertentangan antarmanusia maupun antarkelompok manusia.
c.       Bentrokan kepentingan
Kepentingan antarsatu orang dengan orang lainnya dapat berbeda. Perbedaan kepentingan dapat memicu konflik, karena seseorang mampu melakukan apa saja demi mendapat keinginannya guna mencapai kehidupan yang sejahtera. Misalnya bentrokan kepentingan buruh dan pengusaha. Kepentingan buruh adalah mendapatkan upah yang layak sebagaimana mestinya. Namun kepentingan pengusaha berbeda dengan kepentingan buruh, pengusaha tidak ingin rugi karena memberikan upah buruh yang dianggapnya terlalu tinggi. Akibatnya, terjadilah konflik antara pengusaha dan buruh yang berupa demo buruh menuntut kenaikan upah ataupun dengan jalan mogok kerja.
d.      Perubahan sosial
Perubahan sosial yang cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
e.      Adanya kesalahpahaman
f.    Adanya intervensi dan ekspansi wilayah terhadap wilayah negara lain tanpa alasan hukum yang sah.
g.      Adanya pemaksaan kebijakan

Contoh Kasus Konflik sosial yang terjadi di masyarakat:
  1. Peristiwa Tasikmalaya adalah contoh konflik sosial akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan. Peristiwa itu disebabkan timbulnya sikap rasial atau kecemburuan sosial penduduk pribumi terhadap m asyarakat tionghoa (cina).
  1. Peristiwa Situbondo adalah contoh konflik sosial yang disebabkan oleh timbulnya perbedaan pandangan antara pemerintah dengan masyarakat.
  1.  Peristiwa Ambon danPoso adalah contoh konflik sosial yang disebabkan oleh perbedaan agama antara golongan agama islam dan Kristen. Peristiwa Sambas adalah contoh konflik sosialyang disebabkan oleh perbedaan suku bangsa yaitu antara suku Dayak (pendudukasli) dengan suku Madura (penduduk pendatang).
  1. Peristiwa Aceh dan Papua (Irian Jaya)  merupakan contoh konflik sosial yang disebabkan oleh perbedaan politik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. 


1 komentar:

  1. Alhamdulillah akhirnya ketemu juga artikel tentang informasi pengertian konflik sesuai dengan harapan, terima kasih banyak kak sangat membantu sekali.

    BalasHapus