A.
Berbagai Konflik di Masyarakat
|
. 1. Pengertian konflik sosial
Konflik seringkali
terjadi dalam kehidupan manusia. Pada umumnya konflik bersifat negatif, karena
adanya kecenderungan antara pihak-pihak yang terlibat konflik untuk saling
melenyapkan. Dalam sosiologi, konflik disebut juga pertikaian dan pertentangan.
Secara umum konflik berarti
percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Konflik berasal dari bahasa
latin configere yang berarti saling memukul.
Berikut adalah pengertian konflik menurut
para ahli:
a. Menurut Soerjono
Soekanto, Konflik adalah suatu proses sosial ketika orang perorangan
atau sekelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan menentang pihak
lawan yang disertai ancaman dan atau kekerasan.
b. Pandangan Ralf
Dahrendorf, bahwa dalam setiap masyarakat menyimpan potensi
konflik. Anggapannya tentang konflik, sebagai berikut :
1) Setiap masyarakat
senantiasa berada dalam proses
perubahan tiada akhir
2) Konflik
adalah
gejala yang melekat pada masyarakat
3) Setiap unsur didalam
suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan sosial
4) Setiap masyarakat
terintegrasi atau didominasi oleh sekelompok orang.
c. Menurut Narwoko dan Suyanto (2004:68) konflik
adalah suatu proses sosial yang berlangsung yang melibatkan orang-orang atau
kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan. Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri konflik yaitu:
1) Terjadi benturan
kepentingan untuk memperebutkan sesuatu dengan kekerasan,
2) Pihak yang bertikai
saling mencurigai dan hubungannya tidak harmonis lagi.
3) Mulai timbul rasa rasa
benci, antipati, dan marah.
4) Saling menyebar isu
negatif, fitnah, dan adanya upaya menjatuhkan lawan.
5) Upaya melerai konflik
dengan cara damai gagal
6) Terjadi
benturan fisik, kerusuhan, dan perang.
Menurut Minnery
(1985:35) konflik adalah sebagai interaksi antara dua atau lebih pihak yang
satu sama lain saling bergantung namun terpisahkan oleh perbdaan tujuan di mana
setidaknaya salah satu dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut
dan melakukan tindakan terhadap perbedaan tersebut.
2. Macam-macam konflik sosial
Soerjono
soekanto mengklasifikasikan bentuk dan jenis-jenis konflik, yaitu:
a. konflik pribadi, adalah konflik yang
terjadi dalam diri seseorang terhadap orang lain; atau pertentangan
antarpribadi atau antarindividu yang umumnya diawali perasaan tidak suka suka
terhadap orang lain yang melahirkan persaan benci, senhingga terdorong untuk
memaki bahkan memusnahkan pihak lawan.
Contoh:
konflik antara suami dan istri karena masalah keuangan.
b. Konflik rasial (etnis)
Umumnya
terjadi pada negara yang beragam suku dan rasnya. Ras adalah pengelompokkan manusia
berdasarkan ciri-ciri biologisnya seperti bentuk muka dan hidung, warna kulit,
dan warna rambut. Secara umum ras di dunia dikelompokkan menjadi lima ras,
yaitu Australoid, Mongoloid, Kaukasoid, Negroid, dan ras-ras khusus. Sebenarnya
konflik ini bukan berasal dari perbedaan ras tapi karena adanya kesenjangan
sosial, ekonomi, politik, dan perbedaan orientasi budaya yang belum
terintegrasi secara sempurna.
Contoh:
konflik antara etnis Dayak dan Madura yang terjadi di Sambas dan Sampit pada
tahun 1998-1999.
c. Konflik antarkelas sosial
Kelas
sosial terjadi karena adanya sesuatu yang dihargai (prestise), seperti kekayaan, jabatan, kehormatan, dan kekuasaan
yang mana semuanya itu menjadi dasar penempatan seseorang dalam kelas-kelas
sosial, yaitu kelas sosial atas, menengah, dan bawah
Contoh:
konflik antara buruh dan majikan.
d. Konflik politik
Konflik
politik dapat terjadi karena setiap golongan di masyarakat melakukan politik
yang berbeda dalam menghadapi sebuah masalah yang sama. Konflik politik adalah
pertentangan antara partai-partai politikuntuk memperebutkan atau
mempertahankan kekuasaan negara, atau gerakan untuk mendirikan negara sendiri.
Konflik ini dapat terjadi didalam negeri maupun di luar negeri.
Contoh:
GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang berkonflik dengan pemerintah RI.
e. Konflik internasional
Konflik internasional yaitu konflik
yang melibatkan beberapa kelompok negara atau antarblok. Konflik internasional
biasanya terjadi karena perbedaan kepentingan di mana menyangkut kedaulatan
negara yang berkonflik. Karena menyangkut suatu negara, maka akibat dari
konflik ini dirasakan oleh seluruh dalam suatu negara tersebut. Penyebab
konflik ini misalnya adalah benturan kepentingan ekonomi, politik, wilayah, dan
tanah jajahan.
Contoh: Perang Dunia I, Perang Dunia
II.
B.
Sebab dan Akibat Konflik Sosial
|
Konflik pada dasarnya
memang selalu ada dalam hidup manusia. Dalam sebuah masyarakat juga sering
terjadi konflik, hal ini karena konflik itu terbentuk dari sebuah masyarakat.
Dalam sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat selalu ada penyebabnya. Begitu
pula dengan konflik sosial, banyak sekali penyebab dari timbulnya konflik
sosial. Ada sebab maka ada pula akibat, maka banyak pula akibat dari konflik
tersebut.
1. Sebab-sebab terjadinya konflik
a. Perbedaan antar orang
Setiap orang pada dasarnya memiliki
perbedaan dari berbagai segi, baik dari pemikiran, pemahaman, dan tingkah laku.
Perbedaan antar satu orang dengan orang lain itulah mampu menimbulkan konflik
sosial. Dalam hal ini pada umumnya konflik timbul karena adanya perbedaan
pendirian atau pemikiran lahir, karena setiap orang memiliki cara pandang yang
berbeda terhadap masalah yang sama.
b. Perbedaan kebudayaan
Kebudayaan
antara satu daerah dan daerah lain tidak akan selalu sama. Apalagi jika dilihat
dari wilayah Indonesia yang luas yang terbentang dari Sabang sampai Merauke,
yang terpisah oleh perairan yang luas pula. Pola kebudayaan yang ada
mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kepribadian seseorang. Maka jika
berbeda kebudayaan, berbeda pula watak atau sikap seseorang. Perbedaan ini
mampu menimbulkan pertentangan antarmanusia maupun antarkelompok manusia.
c. Bentrokan kepentingan
Kepentingan
antarsatu orang dengan orang lainnya dapat berbeda. Perbedaan kepentingan dapat
memicu konflik, karena seseorang mampu melakukan apa saja demi mendapat
keinginannya guna mencapai kehidupan yang sejahtera. Misalnya bentrokan
kepentingan buruh dan pengusaha. Kepentingan buruh adalah mendapatkan upah yang
layak sebagaimana mestinya. Namun kepentingan pengusaha berbeda dengan
kepentingan buruh, pengusaha tidak ingin rugi karena memberikan upah buruh yang
dianggapnya terlalu tinggi. Akibatnya, terjadilah konflik antara pengusaha dan
buruh yang berupa demo buruh menuntut kenaikan upah ataupun dengan jalan mogok
kerja.
d. Perubahan sosial
Perubahan
sosial yang cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat
e. Adanya kesalahpahaman
f. Adanya
intervensi dan ekspansi wilayah terhadap wilayah negara lain tanpa alasan hukum
yang sah.
g. Adanya pemaksaan kebijakan
Contoh Kasus Konflik sosial
yang terjadi di masyarakat:
- Peristiwa Tasikmalaya adalah contoh konflik sosial akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan. Peristiwa itu disebabkan timbulnya sikap rasial atau kecemburuan sosial penduduk pribumi terhadap m asyarakat tionghoa (cina).
- Peristiwa Situbondo adalah contoh konflik sosial yang disebabkan oleh timbulnya perbedaan pandangan antara pemerintah dengan masyarakat.
- Peristiwa Ambon danPoso adalah contoh konflik sosial yang disebabkan oleh perbedaan agama antara golongan agama islam dan Kristen. Peristiwa Sambas adalah contoh konflik sosialyang disebabkan oleh perbedaan suku bangsa yaitu antara suku Dayak (pendudukasli) dengan suku Madura (penduduk pendatang).
- Peristiwa Aceh dan Papua (Irian Jaya) merupakan contoh konflik sosial yang disebabkan oleh perbedaan politik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Alhamdulillah akhirnya ketemu juga artikel tentang informasi pengertian konflik sesuai dengan harapan, terima kasih banyak kak sangat membantu sekali.
BalasHapus